Rabu, 20 Oktober 2010

MENGENAL POLITIK ISLAM

Memaknai Politik Syar’i
Penulis: Al-Ustadz Ruwaifi’ bin Sulaimi

Makna Politik

Politik, dalam bahasa arab disebut dengan siyasah. Dalam kamus Lisanul Arab karya Ibnu Manzhur (juz 6 hal. 429) disebutkan bahwa kata siyasah bermakna mengurus sesuatu dengan kiat-kiat yang membuatnya baik.
Politik itu sendiri, menurut Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu terbagi menjadi dua macam:
1. Politik yang diwarnai kezaliman. Maka ini diharamkan dalam syariat Islam.
2. Politik yang diwarnai keadilan. Maka ini bagian dari syariat Islam. (Lihat Ath-Thuruq Al-Hukmiyyah fis Siyasah Asy-Syar’iyyah, hal. 4)
Politik, bila dilihat dari sisinya yang buruk (politik yang diwarnai kezaliman) semata, akan melahirkan trauma politik pada seseorang. Ujung-ujungnya berkesimpulan bahwa politik itu kejam dan politikus tak lain hanyalah ahli tipu muslihat yang kental dengan sifat makar, dusta, dan licik. Sebenarnya bila dilihat dari segala sisinya, ada pula politik yang syar’i (politik yang diwarnai keadilan). Bahkan ia merupakan salah satu cabang dan pintu dari syariat Islam yang mulia ini, sebagaimana dikatakan Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu dalam kitabnya yang monumental I’lamul Muwaqqi’in, juz 4 hal. 452. Dalam khazanah ilmu-ilmu Islam, politik yang syar’i disebut dengan as-siyasah asy-syar’iyyah.
Para pembaca yang semoga dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, lantas apakah keterangan di atas merupakan legitimasi bagi politik praktis yang ‘diimani’ partai politik (parpol) Islam sekarang ini? Untuk mengetahui jawabannya simaklah penjelasan berikut ini.

Fatamorgana Politik Praktis

Politik praktis merupakan cara berpolitik ala barat (baca: musuh-musuh Islam) dalam menentukan kepala negara/pemerintahan serta anggota lembaga legislatif (baca: politik untuk mencapai kekuasaan), yang dijejalkan di negeri-negeri muslim. Sistem tersebut tidaklah diciptakan dan dijejalkan di negeri-negeri muslim melainkan untuk mem-fait accompli kekuatan umat Islam yakni agar mereka tidak punya pilihan di negerinya sendiri (seakan-akan tidak bisa menghindarinya), sekaligus memalingkan mereka dari mendalami agamanya (tafaqquh fiddin) dengan berbagai kesibukan politik. Sehingga tidaklah satu negeri muslim pun yang menganut sistem tersebut, melainkan kekuatan dan keilmuan umat Islamnya benar-benar terpantau dengan jelas oleh musuh-musuhnya.
Mungkinkah sistem yang diciptakan barat (baca: musuh-musuh Islam) dengan sekian pelanggarannya tersebut dapat mengantarkan umat Islam kepada kejayaannya? Spontan, orang yang berakal akan menjawab: “Tidak mungkin!”
Tak ubahnya fatamorgana, dari jauh seakan air yang menyejukkan, namun setelah didekati ternyata pemandangan semu belaka.
Tengoklah kelompok Ikhwanul Muslimin (IM) di Mesir, pimpinan Hasan Al-Banna. “Perjuangan” bertahun-tahun harus berakhir di tiang gantungan, penjara, atau tembak mati. Demikian pula FIS (sebuah partai “Islam” di Aljazair) yang berhasil menang pada putaran pertama pemilu tahun 1412 H. Impian pun lenyap manakala militer melakukan kudeta dengan alasan ‘negeri dalam kondisi darurat’. FIS pun meradang, genderang “jihad” melawan penguasa ditabuh. Pertempuran bersenjata pun terjadi, dan akhirnya pertumpahan darahlah kesudahannya.1 Lagi-lagi umat Islam sebagai tumbalnya. Agama mereka terlantar, dakwah pun semakin hari semakin tergerus oleh ‘kejamnya’ kehidupan berpolitik mereka.2
Lebih dari itu, konsekuensinya sangat berat khususnya bagi seorang muslim yang berteguh diri di atas Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mengapa demikian? Karena asasnya adalah demokrasi yang ‘menuhankan’ suara rakyat (mayoritas). Kendaraannya adalah kampanye dengan segala pelanggaran syar’i dan etikanya. Panoramanya adalah ikhtilath (campur-baur laki perempuan). Ciri khasnya adalah persaingan ketat, bahkan perseteruan tak sehat dengan obral janji yang (nampak) menggiurkan. Taruhannya adalah menjual prinsip al-wala’ wal bara’.3 Wallahul Musta’an.
Para pembaca yang semoga dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, untuk mengetahui lebih rinci tentang jalan yang mengantarkan kepada kejayaan umat Islam, silakan buka kembali Majalah Asy Syariah edisi Polemik Menuju Negara Islam (No. 16/II/1426 H/2005). Adapun rincian bahasan seputar partai politik Islam, maka dapat anda ikuti pada Kajian Utama Majalah Asy Syariah edisi kali ini, insya Allah.

Apa Itu As-Siyasah Asy-Syar’iyyah (Politik yang Syar’i)?

Setelah mengikuti bahasan di atas, dapatlah disimpulkan bahwa as-siyasah asy-syar’iyyah adalah bagian dari syariat Islam. Sedangkan politik praktis, tak lain adalah ciptaan barat (baca: musuh-musuh Islam) yang tidak ada kaitannya dengan as-siyasah asy-syar’iyyah dan sudah barang tentu bukan dari Islam.
Bila demikian, apa definisi as-siyasah asy-syar’iyyah menurut terminologi syariat? Menurut terminologi syariat, as-siyasah asy-syar’iyyah bermakna pengaturan urusan pemerintahan kaum muslimin secara menyeluruh dengan kiat-kiat yang dapat mewujudkan kebaikan (maslahat) serta mencegah terjadinya keburukan (mafsadah), dengan tetap menjaga batasan-batasan syar’i dan prinsip-prinsipnya secara umum -meskipun tidak secara nash- serta perkataan para imam ahli ijtihad. (As-Siyasah Asy-Syar’iyyah karya Abdul Wahhab Khallaf, hal. 15. Dinukil dari Madarikun Nazhar fis Siyasah hal. 126-127)
Dari sini, diketahui bahwa as-siyasah asy-syar’iyyah disamping berpegang dengan dalil yang tegas, juga berpijak pada maslahah mursalah, yaitu suatu maslahat di mana tidak didapati dalil secara tegas baik yang memerintahkan maupun yang melarang. Tentunya, yang menentukan sebagai maslahat adalah para imam ahli ijtihad, bukan sembarang orang. Demikianlah penjelasan Ibnu ‘Aqil, Ibnul Qayyim, Ibnu Nujaim, dan yang lainnya rahimahumullah dari para pakar di bidang ini. (Lihat Madarikun Nazhar fis Siyasah hal. 128-129)
Mengenai rincian as-siyasah asy-syar’iyyah, sesungguhnya telah dijelaskan para ulama Islam dalam banyak karya tulisnya. Di antaranya; Al-Imam Al-Mawardi dalam Al-Ahkam As-Sulthaniyyah wal Wilayat Ad-Diniyyah, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam As-Siyasah Asy-Syar’iyyah (yang terhimpun dalam Majmu’ Fatawa, juz 28), Al-Imam Ibnul Qayyim dalam Ath-Thuruq Al-Hukmiyyah fis Siyasah Asy-Syar’iyyah, dan selainnya.

Mengenal Lebih Jauh As-Siyasah Asy-Syar’iyyah (Politik yang Syar’i)

Para pembaca yang semoga dirahmati Allahl, mengingat as-siyasah asy-syar’iyyah amat terkait dengan pengaturan urusan pemerintahan, maka tentunya ada dua pihak yang saling terkait dengannya; pihak pengatur dalam hal ini adalah para penguasa (ulil amri) dan pihak yang diatur dalam hal ini adalah rakyat. As-siyasah asy-syar’iyyah yang dijalankan para penguasa tersebut tak akan berjalan dengan baik tanpa adanya sambutan ketaatan dari rakyat. Maka dari itu, adanya gayung bersambut antara para penguasa dan rakyatnya dalam hal penerapan as-siyasah asy-syar’iyyah merupakan keharusan. Karena dengan itulah terwujud kehidupan yang tenteram, aman, dan sentosa. Sebagaimana yang terjadi pada masyarakat sahabat di bawah kepemimpinan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga masyarakat tabi’in serta tabi’ut tabi’in di bawah kepemimpinan para penguasanya.
Di antara dasar pijakan as-siyasah asy-syar’iyyah adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ إِنَّ اللهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ إِنَّ اللهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا. يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً

“Sesungguhnya Allah menyuruh kalian menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kalian) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kalian menetapkannya dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepada kalian. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat. Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kalian. Kemudian jika kalian berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya) jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya.” (An-Nisa’: 58-59)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu berkata: “Menurut para ulama, ayat pertama (dari dua ayat di atas) turun berkaitan dengan para penguasa (ulil amri), agar mereka menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya. Dan apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya menetapkannya dengan adil. Sedangkan ayat kedua turun berkaitan dengan rakyat baik dari kalangan militer maupun selainnya, agar mereka senantiasa taat kepada para penguasanya dalam hal pembagian jatah, keputusan, komando pertempuran, dan lain sebagainya. Kecuali jika mereka memerintahkan kepada kemaksiatan, maka tidak boleh menaati makhluk (para penguasa tersebut) dalam rangka bermaksiat kepada Al-Khaliq (Allah Subhanahu wa Ta’ala). Jika terjadi perbedaan pendapat antara para penguasa dengan rakyatnya dalam suatu perkara, hendaknya semua pihak merujuk kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun jika sang penguasa tidak mau menempuh jalan tersebut, maka perintahnya yang tergolong ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap wajib ditaati. Karena ketaatan kepada para penguasa dalam perkara ketaatan tersebut merupakan bagian dari ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Demikian pula hak mereka (para penguasa), tetap harus dipenuhi (oleh rakyatnya), sebagaimana yang diperintahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

“Dan tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa.

Sumber : www.Majalahsyariah.com atau www.asysyariah.com

Selasa, 19 Oktober 2010

Adakah Benar Kejadian Manusia Hilang Dikaitkan Dengan Kedengkian Jin Kepada Manusia

 Oleh:Ustaz Mohd Khairuddin Aman Razali At-Takiri




Manusia hilang dicolek oleh jin pernah berlaku di zaman umar bin al-khattab sepertimana diriwayatkan oleh oleh imam sayuti dalam kitab beliau laqt al-marjan sehingga timbul perbahasan hukum wanita yang hilang suaminya kerana dicolek Jin. Ceritanya, seorang wanita mengadu suaminya hilang. Umar mengarahkan wanita tersebut menunggu selama 4 tahun. Selepas penantian 4 tahun akhirnya wanita tersebut dibenarkan oleh Umar berkahwin lain. Tidak lama kemudian suami wanita yang hilang itu kembali lalu membawa kes tersebut ke pengaduan Umar. Lelaki tersebut menjelaskan bahawa beliau telah dicolek oleh Jin kafir sehingga akhirnya dibebaskan oleh Jin Islam yang membolehkan beliau kembali ke alam manusia. Umar menerima penjelasan lelaki tersebut dan mengiktiraf haknya sebagai suami kepada isterinya. Kerana itu baginda memberi pilihan kepada lelaki tersebut samada kekal sebagai suami wanita tersebut atau menceraikan wanita tersebut.
Persoalannya adakah ia berlaku kerana kedengkian Jin terhadap manusia? Bagi saya ia bukan persoalan dengki tapi persoalan sikap dan akhlak. Jin terbahagi dua. Ada islam dan ada yang kafir. Yang Islam pula ada yang solih dan ada yang fasiq. Hakikat ini dijelaskan dalam surah Jin. Yang kafir atau yang fasiq inilah yang bertindak jahat dan melakukan pencerobohan terhadap manusia samada bersebab atau tidak bersebab. Sekiranya ada Jin yang mencolek manusia ia merupakan satu pencerobohan yang mesti ditentang dan dihukum pelakunya.

Bagaimana mengubati seseorang yang dirasuk oleh Jin.

Cara merawat orang yang dirasuk oleh Jin telah ditunjukkan oleh Nabi saw dan para sahabat. Dalam hadis riwayat Ahmad, Darimi, Tabrani dan Baihaqi daripada Ibn Abbas, seorang perempuan membawa anak lelakinya yang dirasuki Jin kepada baginda saw baginda lalu menyapu dadanya dan mendoakannya. Budak itu lalu termuntah mengeluarkan seumpama binatang kecil berwarna hitam. Dalam hadis yang lain baginda saw memalu belakang seorang lagi anak lelaki dengan gumpalan pakaian sambil menyeru; keluar kamu wahai musuh Allah.
Dalam hadis riwayat Abu Dawud, Seorang sahabat Nabi merawat lelaki kerasukan dengan dibacakan surah al-fatihah lalu sembuh sehingga diberikan hadiah 100 ekor kambing.Dalam riwayat lain menyebut beliau membacakan al-Fatihah selama 3 hari pagi dan petang. Apabila selesai membaca al-Fatihah beliau mengumpul air liur dan diludahkan kepada pesakit Dalam hadis Abu dawud juga terdapat kisah sahabat yang berjampi. Ertinya rawatan ialah dengan menggunakan doa dan ayat-ayat al-Qur'an. Adapun cara menggunakan ayat boleh jadi berbeza antara seorang dengan seorang perawat lain berdasarkan ilham daripada Allah dan pengalaman yang mujarrab selagi ia tidak bercanggah dengan syara'. Imam Ahmad bin Hambal pengasas mazhab Hambali yang terkenal mengutuskan terompah yang dipakainya untuk diketuk kepada sakit sebanyak 70 kali sebagai satu ancaman kepada Jin. Belum sempat diketuk jin tersebut telah keluar kerana taat kepada Imam Ahmad yang taat kepada Allah.

Tanda diganggu Jin
Ada pelbagai tanda antaranya apabila seseorang itu mula derhaka kepada Allah, hatinya sentiasa resah dan berserabut, atau merasakan sesuatu yang luar biasa berlaku kepada badannya yang tidak dapat disembuhkan oleh perubatan fizikal biasa.

Manusia boleh berkomunikasi dengan Jin?
Manusia boleh berkomunikasi dengan Jin tanpa perlu jin memperlihatkan dirinya. Antaranya dengan masuk ke dalam mimpi manusia, atau membisikkan sesuatu kepada manusia atau bercakap secara terus dengan suara seperti manusia. Ia berlaku kepada sahabat antaranya Abu Darda'. Apabila Jin merupa pada bentuk yang lain daripada bentuk asalnya manusia juga boleh melihat dan berkomunikasi dengannya. Antaranya kisah Abu Hurairah yang ditugaskan mengawal harta zakat lalu dicuri oleh Jin yang menjelma pada bentuk satu lembaga. Abu Hurairah menangkap lembaga tersebut tetapi dilepaskan setelah dirayu. Ia berlaku 3 malam berturut-turut. Perkara itu disampaikan oleh Abu Hurairah kepada Nabi saw.

Apa beza Jin, Syaitan, iblis dan bunian?

Jin adalah makhluk yang dicipta oleh Allah sebelum manusia. Ia berakal dan bernafsu seperti manusia. Kerana itu mereka juga ditaklifkan dengan hukum halal dan haram, iman dan kufur. Bapa bagi segala Jin adalah Jaan sebagaimana sabit dalam al-Qur'an sepertimana bapa bagi manusia adalah Adam. Iblis adalah salah seekor daripada Jin yang di bawa ke langit setelah Jin yang merosakkan muka bumi diperangi oleh para Malaikat. Iblis enggan sujud kepada Adam setelah diperintahkan oleh Allah, lalu Allah melaknatnya. Iblis kemudian meminta agar umurnya dipanjangkan sehingga hari kebangkitan, tetapi Allah hanya menerima untuk memanjangkan umurnya sehingga berlakunya Kiamat.

Syaitan pula adalah gelaran bagi jin dan manusia yang derhaka kepada Allah. Dalilnya dalam surah al-An`am ayat 112. Dalam musnad Ahmad Nabi saw berkata kepada Abu zar; berlindunglah kamu wahai Abu Zar daripada syaitan manusia dan syaitan Jin."
Penderhaka kalangan Jin yang paling besar ialah Iblis. Justeru itu Allah menggelarnya sebagai Syaitan. Antaranya dalam surah al-A`raf ayat 27 dan surah Fatir ayat 6.
Bunian pula hakikatnya adalah Jin. Ia adalah nama yang diberi oleh orang Melayu selalunya merujuk kepada Jin Islam.

Jin Bole masuk ke dalam badan manusia?
Allah taala mencipta Jin bersifat halus yang boleh memasuki jasad manusia. Dalam hadis nabi bersabda: syaitan bergerak menurut aliran darah manusia.". Jin boleh menguasai jasad manusia yang lemah imannya. Begitu juga orang yang leka tidak memohon perlindungan daripada Allah. Kerana itu nabi saw mengajar umatnya membaca surah al-Falaq dan surah an-nas sebagai cara memohon perlindungan kepada Allah daripada gangguan jin.

Saka?

Saka selalunya merujuk kepada jin yang diwarisi kepada anak cucu. Selalunya ia berlaku apabila seseorang mempunyai perjanjian dengan Jin seperti mengunakan khidmat jin menerusi perantaraan beberapa mentera. Apabila lelaki tersebut mati, Jin tersebut mengganggu anak-cucu lelaki tersebut untuk meneruskan perjanjian yang dilakukan oleh bapanya.

Cara melindung diri?
Dalam banyak ayat Allah mengajar manusia memohon perlindungan daripada allah bagi menghadapi gangguan jin dan syaitan. Antaranya dalam surah al-A`raf ayat 199. Nabi saw juga mengajar ayat-ayat al-Quran dan doa-doa pelindung daripada gangguan Jin. Antara membaca surah al-Falaq dan surah an-Nas. Dan banyak lagi doa-doa yang sabit daripada Nabi saw boleh dirujuk pada kitab-kitab hadis dan buku-buku doa..

Rabu, 1 September 2010

Selasa, 3 Ogos 2010

KELEBIHAN RAMADHAN



Bulan Ramadhan merupakan bulan yang mempunyai banyak kelebihan. Kedatangannya selepas dua bulan yang juga tidak kurang keistimewaannya iaitu Rejab dan Sya'ban. Bagi tujuan menyuburkan rasa tanggungjawab dan rasa ingin menambahkan ibadat kepada Allah sepanjang Ramadhan ini, di sini dibawa beberapa hadis yang menceritakan mengenai kelebihannya.
1. Abu Hurairah menyatakan : Telah bersabda Rasulullah S.A.W yang bermaksud : Apabila telah tibanya Ramadhan, dibuka pintu-pintu syurga dan ditutup segala pintu neraka dan diikat segala syaitan. -Hadis dikeluarkan oleh imam Bukhari, Muslim, Nasai'e, Ahmad dan Baihaqi-
2. Daripada Abu Hurairah daripada Rasulullah S.A.W telah bersabda yang bermaksud :Sesiapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan keikhlasan nescaya akan diampuninya segala dosanya yang telah lalu. - Diriwayat oleh imam Nasai'e, Ibn majah, Ibn Habban dan Baihaqi-
3. Abu Hurairah telah berkata : Aku telah mendengar Rasulullah S.A.W bersabda tentang Ramadhan yang bermaksud : Sesiapa yang mendirikannya(Ramadhan) penuh keimanan dan keikhlasan diampunkan baginya apa dosanya yang telah lalu. - Hadis riwayat Bukhari, Muslim, Tarmizi, Abu Daud, Nasai'e,Malik,Ahmad dan Baihaqi-
4. Daripada Abu Hurairah telah berkata: Rasullah S.A.W telah bersabda yang bermaksud : Sembahyang yang difardhukan kepada sembahyang yang sebelumnya merupakan penebus apa antara keduanya, dan Jumaat kepada Jumaat yang sebelumnya merupakan penebus apa antara keduanya, dan bulan kepada bulan(iaitu Ramadhan) merupakan kaffarah apa antara keduanya melainkan tiga golongan : Syirik kepada Allah, meninggalkan sunnah dan perjanjian (dilanggar). Telah berkata Abu Hurairah : Maka aku tahu perkara itu akan berlaku, maka aku bertanya: Wahai Rasulullah! adapun syirik dengan Allah telah kami tahu, maka apakah perjanjian dan meninggalkan sunnah? Baginda S.A.W bersabda : Adapun perjanjian maka engkau membuat perjanjian dengan seorang lain dengan sumpah kemudian engkau melanggarinya maka engkau membunuhnya dengan pedang engkau, manakala meninggal sunnah maka keluar daripada jamaah(Islam).-Hadis riwayat Ahmad, Al-Hakim, dan Baihaqi-
5. Daripada Abi Soleh Az-zayyat bahawa dia telah mendengar Abu Hurairah berkata: Rassullah S.A.W telah bersabda yang bermaksud : Setiap amalan anak Adam baginya melainklan puasa maka ia untukKu dan Aku akan membalasnya. Dan puasa adalah perisai, maka apabila seseorang berada pada hari puasa maka dia dilarang menghampiri(bercumbu) pada hari itu dan tidak meninggikan suara.Sekiranya dia dihina atau diserang maka dia berkata : Sesungguhnya aku berpuasa demi Tuhan yang mana diri nabi Muhammad ditanganNya maka perubahan bau mulut orang berpuasa lebih harum di sisi Allah pada hari qiamat daripada bau kasturi, dan bagi orang berpuasa dua kegembiraan yang mana dia bergembira dengan keduanya apabila berbuka dia bergembira dengan waktu berbukanya dan apabila bertemu Tuhannya dia gembira dengan puasanya. -Hadis riwayat imam Bukhari, Muslim, Nasai'e, Ahmad, Ibn Khuzaimah, Ibn Habban dan Baihaqi-
PENERANGAN HADIS
1. Semua hadis menceritakan betapa besarnya kelebihan bulan Ramadhan untuk kita sama-sama menghidupkannya dengan segala amalan sunnah.
2. Pintu syurga dibuka sepanjang Ramadhan, manakala pintu neraka pula ditutup. Ini menggambarkan bagaimana Allah begitu mengasihani hambaNya yang taat beribadat dan menurut segala perintahNya.
3. Syaitan diikat sepanjang bulan Ramadhan agar kita dapat menunaikan segala ibadat dengan penuh keikhlasan. Tetapi kita perlu ingat bahawa kawan syaitan yang berada pada diri kita iaitu nafsu akan menggantikan tugas syaitan jika kita lalai.
4. Pentingnya keikhlasan dan keimanan kita dalam menunaikan ibadat.
5. Puasa mampu menjadi perisai diri daripada terjebak ke lembah maksiat, begitu juga ia mampu menghapuskan segala dosa-dosa yang lepas jika kita benar-benar bertaubat.
6. Kita mesti menghidupkan sunnah yang mana yang paling besar ialah berada dalam jemaah Islam terutama di dalam mengembalikan semula khilafah Islamiah yang telah lama dihancurkan iaitu pada 1924.
7. Jauhkan daripada syirik pada Allah sama ada berbentuk perbuatan, niat ataupun percakapan. Kita mesti mematuhi segala perjanjian yang dibuat selagi tidak melanggar hukum syarak.
8. Kita mesti berpuasa pada semua anggota bukannya pada makan dan minum sahaja.
9. Bau mulut orang berpuasa lebih harum daripada bauan kasturi.
10. Orang berpuasa akan mengecapi dua kegembiraan iaitu ketika berbuka dan apabila bertemu Allah kelak.
11. Di dalam menunaikan ibadat puasa kita mesti banyak bersabar dan jangan suka berbual kosong apatah meninggikan suara apabila bercakap.
Biografi
1. Kitab Fadhailul Awqat oleh imam Al-Baihaqi,ditahqiq oleh Adnan Abdul Rahman MajidAl-Qaisi,Maktabah Al-Mnarah,Makkah.
2. Fathul Bari syarah sohih Bukhari oleh Ibn Hajar Al-'Asqalani
3. Syarah sohih Muslim oleh imam An-Nawawi.


Khamis, 29 Julai 2010

RENUNGAN RAMADHAN

SEMOGA RAMADHAN MEMBAWA SERIBU KEBERKATAN &
SEMOGA SYAWAL MEMBAWA SERIBU KERAHMATAN
Assalamualaikum..
Renungan untuk teman2ku,
Ramadhan Mubarak!
Selamat Datang Bulan Ramadhan…
Do’a Malaikat Jibril:
“Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut:
1) Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada);
2) Tidak bermaafan terlebih dahulu antara suami isteri;
3) Tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya.
Maka Rasulullahpun mengatakan amin sebanyak 3 kali. Dapat kita bayangkan, yang berdoa adalah Malaikat dan yang mengaminkan adalah Rasullullah dan para sahabat, dan dilakukan pada hari Jumaat.
Tanpa Disedari
11 bulan
banyak kata sudah diucapkan dan dilontarkan tak semua menyejukkan,
11 bulan
banyak perilaku yang sudah dibuat dan diciptakan tak semua menyenangkan,
11 bulan
banyak keluhan, kebencian, kebohongan menjadi sebahagian dari diri,
saatnya istirehat dalam “perjalanan dunia”
saatnya membersihkan jiwa yang berjelaga,
saatnya menikmati indahnya kemurahanNya
saatnya memahami makna pensucian diri
Selamat menunaikan Ibadah Puasa
bersama kita leburkan kekhilafan,
Semoga dengan puasa mempertemukan kita
dengan Keagungan Lailatul Qadar
dan kita semua menjadi pilihanNya
untuk dikabulkan doa-doa
dan kembali menjadi fitrah
“Selamat Berpuasa kepada semua”…
Wassalam

PERSEDIAAN MENGHADAPI RAMADHAN AL-MUBARAK

PERSEDIAAN IMAN


1. Taubat yang benar (Istighfar, meninggalkan maksiat).

2. Sentiasa berdoa Allahumma Ballighna Ramadhan.( Ya Allah, berkatilah kami di bulan Ramadhan)

3. Perbanyakkan puasa di bulan Sya’ban (Isnin-Khamis, 15-16-17).

4. Membaca Al-Quran (meletakkan matlamat satu juz sehari misalnya).

5. Mujahadah untuk bangun malam (beberapa kali seminggu).

6. Berzikir setiap masa, Al-Mathurat pagi dan petang (penggunaan tasbih sangat membantu).


PERSEDIAAN ILMU


1. Membaca/belajar buku Feqah Puasa dengan lengkap beserta kelebihan, rahsia, dan tafsiran ayat Al-Quran yang berkait dengan puasa.

2. Membaca buku-buku penyucian jiwa.

3. Mendengar ceramah-ceramah tentang Ramadhan.

4. Mengulangkaji surah-surah yang telah dihafal, sebagai persediaan solat samada sebagai imam atau makmun di bulan Ramadhan.


PERSEDIAAN DAKWAH

1. Bersedia untuk memberi tazkirah/ceramah tentang kelebihan dakwah di bulan Ramadhan.

2. Menghadiri majlis ilmu di masjid-masjid samada sebagai penceramah atau pendengar.

3. Mengingatkan orang lain tentang kepentingan membuat persediaan untuk Ramadhan.

4. Memberi hadiah Ramadhan kepada rakan-rakan dengan tujuan mendekatkan diri dan mereka kepada Allah.

5. Menyediakan risalah/majalah kecil untuk jiran-jiran tentang persediaan menyambut Ramadhan.


PERSEDIAAN UNTUK AHLI KELUARGA


1. Membuat persediaan bersama seluruh ahli keluarga untuk menyambut Ramadhan terutama dari aspek iman dan ilmu.

2. Membaca buku berkaitan Ramadhan bersama-sama.


KEAZAMAN

1. Membuka lembaran amalan baru yang jauh lebih baik.

2. Menjadikan hari-hari dalam bulan ini, lebih baik dari hari-hari biasa.

3. Sentiasa memakmurkan rumah Allah, pada setiap solat fardhu dan iktikaf.

4. Membersihkan puasa dari perkara yang merosakkannya seperti mengumpat.

5. Sentiasa berlapang dada.

6. Menghadirkan niat untuk amal soleh di bulan puasa.


PERSEDIAAN UNTUKBERJIHAD

1. Merealisasikan matlamat ‘Bersungguh-sungguh melawan nafsu’.

2. Menahan diri dari berlebihan dalam perkara harus (makan, pakaian, tidur).

3. Menjaga lidah dari berkata keji, mengumpat, dan mencaci.

4. Menahan syahwat dari perkara yang haram.

5. Membuat semakan amalan di bulan Ramadhan tentang segala yang dibincangkan di atas.

Isnin, 12 Julai 2010

Semenanjung Tanah Arab Sebagai Tapak Pancaran Agama Islam.

Semenanjung Arab di masa itu merupakan suatu kawasan yang tenang, jauh terpencil dari segala huru-hara tadi. Bangsanya langsung tidak pernah merasai dengan kemewahan dan kemajuan seperti Parsi yang boleh membawa mereka kea rah kerosakan dan keruntuhan akhlak dan tidak pula mengagung-agungkan kekuatan tentera yang membolehkanmereka menjajah Negara-negara di sekitarnya. Mereka tidak menganut falsafah dan ideologi yang beranika ragam seperti seperti Greek Tua yang menyebabkan mereka menjadi mangsa kepada dongengan dan khurafat.
Tabiat semulajadi mereka inintidak ubah seperti suatu bahan mentah yang belum pernah dilebur di mana-mana dapur dan dicorak di mana-mana acuan seolah-olah terbayang di layar penghidupan mereka seorang manusia semulajadi yang bersih mempunyai kemahuan yang kuat kea rah pembentukan manusia yang terpuji yang mempunyai sifat-sifat amanah, pemurah, suka menolong dan bencikan kezaliman. Apa yang mereka perlu hanyalah pengetahuan yang dapat menyinari jalan-jalan ke arah tersebut kerana mereka ini hidup dalam kejahilan yang gelap memekat. Kebanyakan mereka telah sesat untuk sampai ke arah kemanusiaan yang sebenarnya. Mereka membunuh anak perempuan kerana ingin menjaga maruah, membelanjakan wang yang banyak dengan harapan yang mahukan kemuliaan dan berperang sama sendiri.




قال الله تعالى:
وإن كنتم من قبله لمن الضآ لين


Yang Bermaksud:
"dan sesungguhnya kamu sebelum hari ini adalah dari golongan orang-orang yang telah sesat".
(surah al-Baqarah ayat 198)


    Penegasan ini lebih merupakan keuzuran dan kemaafan bagi mereka daripada penghinaan atas mereka.


    Ini adalah memandangkan bangsa-bangsa lain telah menggunakan tamaddun dan kemajuan mereka sebagai alat ke arah kerosakan sedangkan mereka ini sedar malah merancang sedemikian.
    
    Di samping semuanya ini, semenanjung arab di segi kedudukan muka buminya pula terletak di pertengahan bangsa-bangsa tersebut (iaitu Parsi dan Rome) yang bergolak disekelilingnya.
    
    Bukanlah seperti mana yang telah disangka oleh sesetengah golongan yang menyatakan bahawa pengikut agama yang sesat adalah sukar untuk mengubati jiwa mereka dan sukar memberi tunjuk ajar kerana mereka ini ta'sub dan membanggakan keburukan, kehancuran, dan kemusnahan yang pada sangkaan mereka semuanya baik. Sedangkan mengubati dan member tunjuk ajar kepada mereka yang sedang mencari-cari kebenaran lebih mudah kerana mereka ini sama sekali tidak menafikan kejahilan mereka sendiri dan tidak pula membanggakan atau bermegah-megah dengan hasil tamaddun kerana mereka langsung tidak mempunyai tamaddun.
    Hikmah ilahiyah memilih semenanjung arab dan rasul utusan itu tadi agar manusia seluruhnya tidak merasa syak wasangka terhadap keNabian dan keRasulan-Nya. Sebagai penutup dan epilog kepada hikmah Allah ialah suasana persekitaran tempat Rasulullah diutuskan di mana didalamnya wujud satu biah buta huruf juga dan jika dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain yang hidup disekelilingnya mereka juga belum pernah dimasuki dan diracuni oleh sebarang tamaddun, pemikiran dan kerumitan falsafah yang berserabut.


    Antara hikmah ilahi yang lain adalah:

  • Allah S.W.T. telah menjadikan Baitul Haram itu tumpuan dan kesejahteraan umat manusia seluruhnya dan merupakan rumah pertama untuk manusia beribadat serta mempraktikkan rukun-rukun agama. Lembah Makkah ini telah manjalankan seruan bapa para Anbiya' iaitu Saiyidina Ibrahim A.S. yang menjadi muara seruan agama islam yang pertama iaitu agama nabi Ibrahim dan juga tempat pengutusan Nabi yang terakhir
    "خاتم النبين"
  • Dari segi kedudukan ilmu alam maka semenanjung arab telah dipilih untuk bebanan tanggunggjawab da'wah Islamiyah, kerana situasi dan kedudukannya di tengah-tengah berbagai bangsa. Situasi ini telah menyebabkan penyebaran da'wah islam dalam kalangan bangsa-bangsa dan Negara yang disekelilingnya tersebar dengan mudah.
  • Dan hikmat Allah juga yang menjadikan bahasa Arab sebagai media da'wah islam dan bahasa yang pertama buat menerangkan dan mentafsirkan percakapan dan kalam Allah untuk disampaikan kepada kita.

Isnin, 28 Jun 2010

SECEBIS KISAH KENIKMATAN DI DALAM SYURGA


Sesungguhnya di dalam syurga itu berupa sesuatu yang belum pernah di lihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga dan belum pernah terlintas oleh hati manusia. Ahli syurga bagaikan raja bersenang-lenang dengan penuh kenikmatan sedangkan umur mereka seusia dengan putera. Usia mereka kekal selamanya 33 tahun yakni seusia ketika nabi Isa AS di angkat ke langit, manakala tinggi mereka pula setinggi nabi Adam AS yakni setinggi 60 hasta dan dalamnya lintang 7 hasta. Mereka sangat kacak dan suara mereka sangat merdu. Mata mereka seakan bercelak, putih kulitnya, tiada berbulu badannya kecuali di kepala (kerinting rambutnya), alis dan kelopak mata. Sedang janggut, misai, ketiak dan kemaluan licin tidak berbulu. Mereka tidak kencing dan tidak buang air besar, tidak berludah dan tidak berhingus dan peluh mereka berbau kasturi. Bejana mereka dari emas dan perak, sisir rambut mereka dari emas, kayu bakar mereka dari kayu gahru yang harum (kayu kemenyan). Mereka sentiasa merasa aman dari azab. Hati mereka sentiasa bersatu dan tidak pernah berselisih dan benci membenci antara sesama mereka.

Mereka diberi pakaian dari sutera halus yang hijau dan tebal lagi tidak akan reput atau lusuh. Di kepala mereka ada mahkota yang dapat menerangi antara timur dan barat. Mereka juga diberi pakai 70 macam perhiasan yang berubah warnanya setiap jam, berbeza warna dengan perhiasan yang lain, sedang jari-jari mereka ada sepuluh cincin, terukir pada yang;

  1. Salam alaikum bima shobartum (Selamat sejahtera kamu kerana kesabaran kamu)
  2. 2. Ud khuluha bisalamin aminin (Masuklah ke syurga dengan selamat dan aman)
  3. Tilkal janatullati urits tumu ha bima kuntum ta’malun (Itulah syurga yang diwariskan kepadamu kerana amal perbuatanmu)
  4. Rufi’at ankumul ahzana wal humum (Telah dihindarkan dari kamu semua risau dan dukacita)
  5. Albasakum alhuli wal hulal (Kami berimu pakaian dan perhiasan)
  6. Zawwa jakum ul hurul iin (Kami kahwinkan kamu dengan bidadari)
  7. Walakum fihamatasy tahihil anfusu wa taladzzul a’yun wa antum fiha khalidun (Untuk mu dalam syurga segala keinginan dan menyenangkan pandangan matamu)
  8. Rafaq tumunnabiyina wassiddiqin (Kamu telah berkumpul dengan para Nabi dan Siddiqin)
  9. Shirtum syababa laa tahromun (Kamu menjadi muda dan tidak tua selamanya)
  10. Sakantum fi jiwari man laa yu’dzil jiran (Kamu tinggal dengan tetangga yang tidak mengganggu tetangganya)
Penglihatan mereka dilapangkan sehingga ia memandang yang jauh-jauh seperti memandangnya dari jarak dekat. Penghabisan orang yang masuk syurga dan paling rendah kedudukannya, diberi kerajaan sepanjang penglihatannya, serupa dengan jarak 100 tahun perjalanan. Dan didirikan bagi mereka kubah dari mutiara, zabarjat dan yakut. Lebarnya seperti antara Al-Jabiyah ke Sana’a. Setiap pagi dan petang mereka diberi makan dengan 70,000 piring dari emas, sedangkan warna pada setiap piring tidak sama, sedang rasa makanan pada tiap suapan tidak sama, ditemukan rasa makanan pada suapan yang pertama sama rasanya dengan rasa pada suapan terakhir.

Terdapat 70,000 kampung yang terdiri dari mutiara dan yakut. Setiap kampung ada 70,000 rumah sedangkan rumah-rumah itu tidak satu pecah atau rosak. Sebahagian bangunan di syurga diperbuat dari jalinan bata dari emas dan bata dari perak. Bumi syurga dari perak, dan tanahnya dari misik atau za’faran, debu lantainya dari kasturi yang semerbak harum, dan kerikilnya mutiara serta yakut dan urat-urat pohonnya dari perak, sedang dahannya dari mutiara dan zabarjad, daun dan buahnya berada di bawah, maka seseorang tidak menghadapi kesukaran untuk makan walaupun dalam keadaan berdiri, duduk ataupun baring.

Diriwayatkan bahawa Rasulullah SAW bersabda: “Allah SWT telah menciptakan wajah-wajah bidadari terdiri dari 4 warna; putih, hijau, kuning dan merah. Dan tubuhnya diciptakan dari za’faran, misik dan kafur. Dan rambutnya diciptakan dari cengkeh. Bahagian tubuhnya mulai dari kaki sampai lutut tercipta dari za’faran. Dari lutut sampai buah dada tercipta dari anbar. Dari leher sampai kepala tercipta dari kafur. Andaikata meludah ke dunia, maka ludahnya akan menjelma menjadi misik. Pada setiap dadanya tertulis nama suaminya dan nama dari nama-nama Allah SWT. Pada setiap tangannya mengenakan 10 gelang dari emas, memakai cincin sebanyak 10 pada jari-jarinya, memakai 10 perhiasan gelang kaki dari mutiara dan permata.”

Sekurang-kurangnya penduduk syurga itu memiliki 80,000 pelayan dan dikahwinkan dengan 72 isteri (bidadari). Mereka diberi kekuatan 100 orang ketika makan, minum dan senggama. Dicipta bidadari secara langsung oleh Allah SWT dan bukan melalui proses kelahiran. Kejelitaan digambarkan seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan. Yang sentiasa dara lagi sebaya umurnya, cantik, manja, rindu dan amat mencintai suaminya. Yang suci dari sebarang kotoran, haid, nifas, kencing dan air mani. Sopan menundukkan pandangan, tidak pernah disentuh oleh mana-mana jin atau manusia sebelum mereka. Sangat putih kulitnya. Bermata jeli, anak mata hitam pekat bagaikan mata bayi yang baru dilahirkan, bahkan lebih jernih dan lebih becahaya. Lebar matanya disertai bulu mata bagaikan sayap burung yang sedang terbang. Mempunyai betis yang tembus, yang sangat indah mata melihat sehingga boleh terlihat sumsum betis dari belakang dagingnya. Mempunyai kelembutan seperti lembutnya selaput telur di dalam telur yang melekat di kulit luar. Dikurniakan Allah SWT cahaya pada wajah seperti bulan purnama. Cahaya serta bau harum semerbak pada tubuh mereka dapat memenuhi dunia antara langit dan bumi. Sedangkan tutup kepala bidadari itu lebih baik dari dunia dan seisinya.

Terdapat kemah-kemah yang mengandungi berpuluh-puluh bilik dari mutiara yang berlubang. Ada bilik yang bagaikan taman yang luas yang dipenuhi pohon-pohon palma dan di kelilingi sungai yang mengalir, yang tepiannya dilitupi oleh bunga mawar, melati dan lain-lain bunga yang tumbuh dari lembah. Ketika angin meniup taman bunga ini, seluruh taman dipenuhi bau harum semerbak. Di dalam bilik ada ruangan luas yang diperbuat dari kayu cendana dan pokok gaharu serta dilapisi dengan segala macam marmar berwarna. Berterbangan burung-burung seperti burung bul-bul, murai atau merpati yang pandai menyanyi. Setiap bilik dihiasi dengan perhiasan dari zamrud, batu merah, batu delima merah jingga, serta emas dan perak. Di dalam bilik yang sebegini indah inilah tempat tinggalnya bidadari itu. Mereka menantikan kedatangan suami mereka dengan menyanyikan lagu-lagu rindu bagaikan orang yang sedang mabuk cinta. Setiap kali mereka menyenandungkan lagu-lagu pujaan yang menyebut-nyebut suami mereka setiap itu pula bangkit nafsu kecemburuan mereka.

Hadis riwayat At-Tarmizi, Rasulullah SAW bersabda: “Di sediakan tempat untuk berkumpulnya para bidadari, dan di sana mereka beryanyi semerdu suara yang belum pernah didengar oleh manusia suara semerdu itu. Kamilah yang kekal dan tak akan rosak (berubah), kamilah selalu senang tak pernah susah, kamilah yang puas rela tak akan marah, sungguh bahagia orang yang untuk kami dan kami untuknya.”

Ketika mereka yakni suami bidadari melintasi kawasan perkemahan di mana para bidadari berkumpul, maka para bidadari akan menyambut kedatangan suami mereka dengan sepenuh jiwa dan raga mereka kepadanya. Para bidadari akan melayan sepenuhnya keinginan suaminya, bahkan menggoda supaya suaminya terus bermesra dengannya. Para bidadari sentiasa inginkan kehidupan di atas tilam-tilam sutera yang lembut, dengan cadar yang berilau-kilauan, sentiasa berpegangan erat tangan suaminya. Hubungan senggama bersama bidadari adalah hubungan kenikmatan tanpa sebarang keletihan, peluh mahupun kotoran berupa air mani. Seorang suami boleh menggauli 100 bidadari dalam sehari.

Bagi mereka yang menduduki syurga ‘Adn, mereka akan menduduki istana-istana yang diperbuat daripada mutiara. Di dalam setiap istana terdapat 70 buah rumah dari permata yakut merah. Di dalam setiap rumah terdapat 70 buah bilik dari zamrut hijau. Di dalam setiap bilik terdapat ranjang. Setiap ranjang terdapat 70 permaidani dalam pelbagai warna, dan setiap permaidani terdapat seorang bidadari. Mereka akan diberi hiasan gelang dari emas, berpakaian hijau dari sutera yang bersulam benang emas.

Ahli syurga akan lupa akan segala kenikmatan yang mereka alami di dalam syurga apabila mereka dihimpunkan dalam satu majlis yang agung. Majlis ini adalah kemuncak bagi segala kenikmatan bagi penduduk syurga kerana di dalam majlis ini, mereka dapat mendengar dengan sendiri kalimat dari Allah SWT, dapat melihat Zat Allah SWT, dapat redha dari Allah SWT dan dapat pengisytiharan yang mereka akan hidup kekal selamanya di dalam syurga oleh Allah SWT.

Wallahu’alam.
Maha Suci Tuhan yang menjadikan segala kejadian..

Rabu, 23 Jun 2010

Fenomena Hutang Dan Keburukannya


Oleh :
Ustaz Zaharuddin Hj Abd Rahman
Keadaan umat Islam menjadi memilukan apabila, aktiviti berhutang menjadi asas kehidupan masyarakat hari ini, ia mungkin tidak pelik bagi mereka yang tidak berkemampuan, tetapi ia telah menjadi kaedah dan teknik yang terbaik (sebagaimana didakwa) bagi mencapai keuntungan dan mengekalkan kekayaan sesebuah syarikat atau individu. Sila rujuk www.zaharuddin.com.
Maka lahirlah ramai individu yang berkemampuan untuk membuat pembayaran secara tunai, tetapi masih lagi suka berhutang dalam membeli kereta dan rumah. Hujah mereka mudah sahaja dalam hal ini, iaitu jika bayar tunai maka kita akan RUGI, RUGI dan RUGI. Inilah satu fenomena kurang sihat yang telah di anggap sihat oleh masyarakat hari ini.  Ia berpunca daripada kurangnya maklumat berkenaan bahaya hutang dalam keadaan berkemampuan.
Dalam konteks semasa, kita dapat melihat bagaimana ramainya peminjam-peminjam yang enggan membayar hutang pengajian, rumah, kereta, syarikat mereka, ada juga yang lebih rela di gelar muflis asalakan tidak perlu membyara jumlah hutangnya yang menimbun. Ia kelihatan enak untuk tidak membayar hutang di dunia, tetapi ia pasti akan menjadi malapetaka di akhirat.
Minggu ini, sama-sama kita mempelajari pandangan Islam dalam hal hutang ini. Nabi SAW bersabda :-
يغفر للشهيد كل شيء إلا الدين
Ertinya : " Diampunkan semua dosa bagi orang mati yang terkorban Syahid kecuali jika ia mempunyai hutang (kepada manusia)" ( Riwayat Muslim, 6/38)
Lebih buruk lagi apabila terdapat sesetengah individu yang meminjam dengan niat untuk tidak memulangkan kembali. Sebagaimana Sabda Nabi SAW :
من أدّان أموال الناس يريد أداءها أدى الله عنه , ومن أخذها يريد اتلافها أتلفه الله
Ertinya : Barangsiapa yang meminjam harta orang lain dengan niat ingin mengembalikannya, Allah akan mengembalikan pinjaman itu, namun barangsiapa yang meminjamnya dengan niat ingin merugikannya, Allah pun akan merugikannya" ( Riwayat Al-Bukhari, 2/83 )
Rasulullah SAW juga kerap mengajar umat islam agar berdoa dilepaskan dari hutang :
اللهم إني أعوذبك من المأثم والمغرم ( الدين ) , فقيل له : إنك تستعذ من المغرم كثيراً يا رسول الله ؟ فقال : " إن الرجل إذا غرم حدث فكذب , ووعد فأخلف"
Ertinya : Ya Allah, aku berlindung kepadaMU dari dosa dan hutang, lalu Baginda ditanya : Mengapa engkau sering meminta perlindungan dari hutang, whaai Rasulullah ? ; Baginda menjawab : " Jika seseorang berhutuang, bila berbicara ia dusta, bila berjanji ia mengingkari" ( Riwayat Al-Bukhar, 1/214 )
Terdapat juga dalam sebuah hadith lain :
Ertinya : Ya Allah, aku berlindung dari kekufuran dan hutang, Mendengar itu seseorang bertanya, " Apakah engkau menyamakan kekeufuran dengan hutang wahai Rasulullah ? ; " Benar " Jawab Rasulullah" ( Riwayat An-Nasaie, 2/316 ; Ahmad , 3/38 ; Al-Hakim berkata Sohih dan disepakati oleh Az-Zahabi; Menurut Albani : Dhoif )
Berlandaskan dalil-dalil di atas jelaslah kepada kita bahawa aktiviti berhutang ini adalah kurang sihat menurut pandangan Islam. Justeru, kita sewajarnya menjauhinya semampu boleh. Beberapa cadangan di bawah perlu difikirkan demi memastikan tanggungan dan beban hutang kita dikecilkan, ia seperti berikut :-

  • a) KAD KREDIT : -Jauhkan diri dari menggunakan kad kredit. Selain isu-isu riba yang begitu hampir dengan kad kredit, ia juga amat menggalakan hutang secara berlebihan. Malah jika seseorang ingin menggunakannya, adalah amat di nasihatkan agar digunakan untuk memudahkan urusan di saat-saat yang benar-benar terdesak. Selain itu, adalah lebih baik juga menggunakan "Charge Card" atau "Debit Card" sahaja. Jauhkan diri dari ketagihan penggunaan kad kredit.

  • b) PINJAMAN PERIBADI : Ini satu lagi jenis produk yang boleh mengakibatkan penyakit ketagihan duit di kalangan masyarakat. Pelru di sedari bahawa seluruh jenis pinjaman peribadi secara konvensional adalah di haramkan oleh Islam dengan sepakat seluruh ulama. Cuma, hari ini, terdapat beberapa Bank Islam dan perbankan Islam yang menawarkan Pinjaman (pembiayaan) peribadi secara Islam. Sebagai makluman, tidak semua bank Islam menawarkannya kerana produk ini berlandaskan konsep "bai inah" ( jual dan beli semula antara dua pihak yang sama). Konsep ini amat konterversi dan di tolak oleh kebanyakan ulama timur tengah, bagaimanapun ianya di terima oleh ulama Malaysia dan Brunei. Apapun, pada kebiasaannya, kadar yang di kenakan adalah tinggi. Oleh itu, penggunaannya tanpa keperluan yang amat mendesak juga perlu dikurangkan atau dihapuskan terus demi mengurangkan beban hutang yang ditanggung.

  • c) PERUMAHAN DAN KERETA : dua item ini mungkin keperluan yang asas bagi kebanyakkan individu. Bagi saya, seeloknya, hutang peribadi kita eloknya di hadkan kepada dua jenis ini sahaja. Itupun , mestilah menilai kemampuan kewangan dengan sebaiknya agar tidak mendedahkan diri kepada bahaya ketidakmampuan membayar hutang. Sebarang pinjaman kereta dan rumah secara konvensional adalah disepakati haramnya oleh seluruh ulama dunia.

  • d) UMRAH DAN HAJI SUNAT (KALI KEDUA): Haji sememangnya wajib bagi umat Islam yang berkemampuan fizikal dan kewangan. Bagaimanapun, yang wajib hanyalah sekali sahaja. Justeru, umat Islam perlu memahami ‘priority' atau "awlawiyyat" di dalam pengendalian wang peribadi. Menurut Islam, menggunakan wang yang diperuntukan untuk ke umrah dan Haji kali kedua adalah lebih baik dan besar pahalanya untuk disalurkan bagi melupuskan pembayaran hutang peribadi yang bertimbun-timbun itu. Malangnya, ketidak fahaman kebanyakan umat islam hari ini menyebabkan mereka kerap mendahulukan sesuatu yang kurang penting berbanding yang lebih penting.

Isnin, 21 Jun 2010

KEUTAMAAN ILMU DIBANDINGKAN HARTA

Diriwayatkan suatu hari sepuluh orang terpelajar mendatangi Imam Ali ra. Mereka ingin mengetahui mengapa ilmu lebih baik daripada harta dan mereka meminta agar masing-masing dari mereka diberikan jawaban yang berbeda. Imam Ali ra menjawab sebagaimana berikut:
[1] Ilmu adalah warisan Nabi, sebaliknya harta adalah warisan Firaun. Sebagaimana Nabi lebih unggul daripada Firaun, maka ilmu lebih baik daripada harta.
[2] Engkau harus menjaga hartamu, tetapi Ilmu akan menjagamu. Maka dari itu, Ilmu lebih baik daripada harta.[3] Ketika Ilmu dibagikan ia semakin bertambah. Ketika harta dibagikan ia berkurang. Seperti itulah bahwa ilmu lebih baik daripada harta.
[4] Manusia yang mempunyai banyak harta memiliki banyak musuh, sedangkan manusia berilmu memiliki banyak teman. Untuk itu, ilmu lebih baik daripada harta.
[5] Ilmu menjadikan seseorang bermurah hati karena pandangannya yang luas, sedangkan manusia kaya dikarenakan kecintaannya kepada harta menjadikannya sengsara. Seperti itulah bahwa ilmu lebih baik daripada harta.
[6] Ilmu tidak dapat dicuri, tetapi harta terus-menerus terekspos oleh bahaya akan pencurian. Maka, ilmu lebih baik daripada harta.
[7] Seiring berjalannya waktu, kedalaman dan keluasan ilmu bertambah. Sebaliknya, timbunan dirham menjadi berkarat. Untuk itu, ilmu lebih baik daripada harta.
[8] Engkau dapat menyimpan catatan kekayaanmu karena ia terbatas, tetapi engkau tidak dapat menyimpan catatan ilmumu karena ia tidak terbatas. Untuk itulah mengapa ilmu lebih baik daripada harta.
[9] Ilmu mencerahkan pikiran, sementara harta cenderung menjadikannya gelap. Maka dari itu, ilmu lebih baik daripada harta.
[10] Ilmu lebih baik daripada harta, karena ilmu menyebabkan Nabi berkata kepada Tuhan “Kami menyembah-Nya sebagaimana kami adalah hamba-hamba-Nya”, sementara harta membahayakan, menyebabkan Firaun dan Nimrud bersikap congkak dengan menyatakan diri mereka sebagai Tuhan.
*********
Sumber artikel:
Diterjemahkan oleh Dimas Tandayu dari “Superiority of knowledge over wealth”
Dikutip dari buku berjudul “Hadrat Ali r.a.”, Oleh Prof. Madud-ul-Hasan.

Selasa, 15 Jun 2010

Uswatun Hasanah

Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah terdapatlah seorang pengemis Yahudi yang buta.hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata,"Wahai saudaraku,jangan dekati Muhammad,dia itu orang gila,dia itu pembohong,dia itu tukang sihir,apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya."

Setiap pagi Rasulullah s.a.w mendatanginya dengan membawa makanan tanpa meperkenalkan siapa dirinya dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah s.a.w menyuap makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Namun Rasulullah s.a.w terus melakukan aktiviti itu hingga menjelang beliau wafat.

Setelah Rasulullah s.a.w wafat, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi yang buta itu. Suatu hari Abu Bakar r.a berkunjung ke rumah putrinya Aisyah r.a. Beliau bertanya,"anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan?"
'Aisyah menjawab pertanyaan ayahnya,"wahai ayah,engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja."

"apakah itu?" tanya abu bakar ra.
"Setiap pagi Rasulullah s.a.w selalu pergi ke hujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis yahudi buta yang berada disana,"kata Aisyah.

Keesokan harinya, Abu Bakar r.a.pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abu Bakar r.a. mula menyuapnya, si pengemis marah sambil berteriak,"siapakah kamu?"

Abu Bakar r.a. menjawab,"aku orang yang biasa datang."

"bukan! engkau bukan orang yang biasa mendatangiku," jawab si pengemis buta itu."orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapku,tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut setelah itu ia berikan dengan lembut kepadaku."

Abu Bakar r.a. tidak mampu menahan airmatanya, ia menangis sambil berkata kepada si pengemis itu,"aku memang bukan orang yang biasa datang padamu.A ku adalah salah seorang sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada, ia adalah Muhammad Rasulullah s.a.w."

Setelah pengemis itu mendengar cerita Abu Bakar r.a, ia pun menangis dan kemudian berkata,"benarkah demikian?selama ini aku selalu menghinanya,memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun,ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi,ia begitu mulia."

Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadah dihadapan Abu Bakar r.a. Kesabaran Rasulullah s.a.w memang tidak terbatas dan tidak pandang bulu walaupun kepada seorang pengemis Yahudi yang buta yang selalu memusuhi beliau.

Engkau tokoh idola dan teladanku ya Rasulullah........

Sabtu, 15 Mei 2010

Jumaat, 30 April 2010

PESANAN HABBATUL BARAKAH

Terima kasih di atas kesudian anda semua yang telah menghubungi saya, habbatus sauda' baraka adalah makanan tambahan untuk kesihatan, tiada kesan sampingan. Satu kotak 24 kapsul, kapsul dalam bentuk softgel.

Cara mengamalkannya, sebiji pagi dan sebiji malam buat permulaan, boleh di tambah dos kepada 2 biji 2 kali sehari. Untuk maintain cukup 1 ... Lihat seterusnya..biji, 2kali sehari.

Anda boleh mendapatkannya dengan membuat tempahan terus kepada saya. Sekotak RM12.00 (24 Kapsul). Kos Penghantaran poslaju :RM3.00/kotak. Beli 3 - 5 kotak kos penghantaran RM2.00/perkotak, 6 - 8 kotak kos penghantaran RM1.00/kotak. 9 - 10 kotak ke atas kos penghantaran boleh dirunding... .

Hubungi:

TEL: 0194777358
abuhusnie@yahoo.com.my

HABBATUL BARAKAH @ SAUDA'


Pilihan Utama Anda Untuk Kehidupan Yang Lebih Sihat & Diberkati

Daripada Buraidah katanya, Rasulullah s.a.w bersabda: "Pada Habbatus Sauda' itu terdapat ubat segala penyakit kecuali mati."

Diriwayatkan dari Aisyah r.a, beliau mendengar Rasulullah s.a.w bersabda: " Sesungguhnya Al-Habbatus Sauda' boleh menyembuh segala penyakit kecuali Al-Sam". Aku bertanya."Apakah itu Al-Sam?" Baginda menjawab, "Al-SAm itu ialah maut."
(Riwayat Imam Al-Bukhari)

Nota:

Produk ini telah didaftar dan diluluskan oleh
Kementerian Kesihatan Malaysia

No. KMM: Baraka 450mg(ML 08120837T)
Baraka 100mg(ML 08120839T)

Maklumat lanjut, sila hubungi:
Tel: 019-4777368
abuhusnie@yahoo.com.my

Rabu, 10 Mac 2010

10 PESANAN IMAM SHAFIE YANG PERLU DIIKUTI

Sebelum Imam Shafie wafat, beliau sempat berpesan kepada muridnya serta umat islam umumnya. Berikut adalah kandungan wasiat tersebut:  ” Barangsiapa yg ingin meninggalkan dunia dlm keadaan selamat maka hendaklah ia mengamalkan 10 perkara:  
  • Hak kpd diri: mengurangkan tidur, mengurangkan makan, percakapan dan berpada-pada dgn rezeki yd ada.
  • Hak kpd malaikat maut: mengqadakan kewajipan2 yg tertinggal,mendapatkan kemaafan dr org yg dizalimi, membuat persediaan utk mati dan merasa cinta kpd ALLAH
  • Hak kpd kubur: membuang tabiat suka mneabur fitnah, tabiat kencing merata-rata, memperbanyakkan solat tahajjud dan membantu org yg dizalimi.
  • Hak kpd Munkar dan Nakir : tidak berdusta, berkata benar, meninggalkan maksiat dan nasihat menasihati.
  • Hak kpd mizan(neraca timbangan amalan pada hari kiamat): menahan kemarahan, byk berzikir, mengikhlaskan amalan dan sanggup menahan kesulitan.
  • Hak kpd sirat(titian yg merintangi neraka pada hari kiamat): membuang tabiat suka mengumpat, warak, suka membantu orang beriman dan suka berjamaah.
  • Hak kpd Malik(malaikat penjaga neraka): menangis lantaran takutkan ALLAH s.w.t, berbuat baik kpd ibu bapa, bersedekah ketika terang-terangan serta sembunyi dan memperelokkan akhlak.
  • Hak kpd Ridhzuan(malaiakt penjaga syurga): merasa redha kpd qadha’ ALLAH, bersabar menerima bala, bersyukur ke atas nikmat ALLAH dan bertaubat dr melakukan maksiat.
  • Hak kpd Nabi MUhd SAW: berselawat ke atasnya, berpegang dgn syariat, bergantung kpd al sunnah (hadith), menyayangi para sahabat dan bersaing dlm mencari kelebihan dari ALLAH.
  • Hak kpd ALLAH s.w.t: mengajak manusia ke arah kebaikan, mencegah dari kemungkaran, menyukai ketaatan dan membenci kemaksiatan.

Rabu, 10 Februari 2010

Cuba Nilai Artikel Ini.....

Dipetik daripada manjongmari.blogspot.com

Wednesday, February 3, 2010

Khas Buat Abuhusnie & al-bakulstani

Fenomena Aduka Taruna


Feb 3rd, 2010 | By Admin | Category: Mat Saman Kati, utama
Sejak aku menyiarkan rayuan derma untuk Aduka Taruna disebelah kanan laman ini, aku menerima dua belas email yang mempertikaikan tindakan aku membela Aduka. Aku siarkan dua daripadanya.
“Saya ni kira peminat setia blog tuan…tapi yang tak syoknya pagi ini bila buka blog tuan saya nampak rayuan derma untuk Aduka Taruna.
Mungkin saya salah dalam menilai. Tapi pada hemat saya yang kerdil ini, Aduka Taruna atau AT bukanlah susuk tubuh yang sesuai untuk kita lempiaskan simpati.
Beliau merupakan penulis yang menyalahgunakan kebebasan menulis dengan hujah-hujah dangkal dan acapkali biadap dalam tutur kata.”
“Kenapa nak bantu Aduka Taruna? Takkan nak bantu orang yang hina Isteri Nabi Muhammad SAW.”
Aku bukan hendak membela apa yang telah Aduka lakukan. Salah tetap salah. Salah dia kepada Tuhan…biarlah Tuhan yang membalasnya. Salah dia kepada manusia…biarlah manusia yang membalasnya. Tetapi apakah tanggungjawab kita untuk membantu beliau…kalau dikatakan Aduka itu kurang ajar, sesat, dan apa saja tuduhan yang hendak dilemparkan? Apakah kita mahu membiarkan beliau terus dalam kesesatan? Apakah kita mahu membiarkan Aduka terus dengan kurang ajarnya? Dan kita menjadi musuhnya?
Bila ada blogger lain yang menciplak artikel Perakex…aku marah. Aku kutuk depa. Sebaliknya ada pula mereka yang bercakap tentang Islam…seolah-olah Islam ini milik mereka…mengutuk aku balik. Apakah perbuatan menciplak dan mencuri itu tidak salah dan kurang ajar?
Ada pemimpin yang menabur bermacam-macam janji semasa pilihanraya, tetapi selepas menang…dia memungkiri janji…dan bersekongkol dengan musuh yang kita tentang semasa pilihanraya. Bukankah sikap mereka ini lebih biadap dan kurang ajar dari Aduka? Bukankah mereka yang memungkiri janji ini lebih munafik dari Aduka?
Aduka juga pernah menganugerahkan gelaran biawak kelas ekonomi kepada aku…aku tak marah! Sebaliknya bila dia tersepit…aku cuba membantunya. Apakah rasional tindakan aku?
Aku tak sanggup nak jawab satu persatu email yang dihantar kepada aku…jadi aku tulis mengapa aku bertindak begitu.
Sikap dan tindakan Aduka adalah manifestasi daripada perasaan marah, kecewa, geram dan ketidaksabaran anak muda. Aku sendiri pernah mengalami apa yang Aduka alami sekarang.
Semasa berumur awal belasan tahun, aku sudah boleh menghafal beberapa juzuk Al-Quran. Maknanya aku tak tahu…cuma hafal. Itu yang dimahukan oleh orang tua aku. Ketika budak-budak lain seronok bermain sampai ke senja, aku sudah berada disurau jadi Tok Siak… menghampar sejadah.
Ketika berumur 17 tahun, satu pengalaman yang menjauhkan aku dari surau dan masjid.
Seorang guru datang mengajar disurau tentang Israk Mikraj. Dan aku mengemukakan beberapa soalan yang provokatif dimana akhirnya ustaz tersebut tidak dapat berbahas dengan budak berumur 17 tahun. Dia berhujah berdasarkan kitab…aku berhujah berdasarkan sains. Memang susah untuk mencari titik pertemuan. Akhirnya aku dilabel sebagai sesat, munafik, fasik. Itu adalah hari terakhir aku ke surau. Dan orang kampung juga seronok bila aku tak ke surau…sekurang-kurangnya hilang seorang pengacau.
Selepas itu…aku mula hanyut. Di sekolah, guru ugama juga selalu memperli aku kerana selalu berhujah bertentangan dengan apa yang diajarnya. Aku mula menjadi pelari sekolah. bukan berlari untuk sekolah, tetapi lari dari sekolah. Bila masuk kelas ugama..aku selalu ponteng. Pirrrah…ugama hanyalah alat untuk membonsaikan pemikiran.
Semasa bekerja, staf-staf yang berugama Islam memberontak apabila tidak dapat menunaikan solat Jumaat. Tetapi apabila diberi pelepasan, mereka gunakan waktu solat Jumaat untuk tidor. Pegawi-pegawai kerajaan yang berugama Islam yang selalu datang untuk membuat pemeriksaan dikilang tempat aku bekerja…semuanya datang untuk mengutip duit rasuah. Dari pemeriksa dandang, mesin penimbang, Jabatan Alam Sekitar, Bomba, Kesihatan….hampir semuanya datang untuk mendapatkan habuan..bukan untuk menunaikan tanggungjawab. Dan semuanya berugama Islam.
Aku semakin meluat dengan Islam kerana sikap penganut-penganutnya. Dan aku menghampiri Kristian melalu gereja Assembly of God. Setiap hari minggu aku ke Gereja AOG di teluk Air Tawar, Butterworth. Tetapi akhirnya aku meninggalkan AOG …juga kerana sikap penganutnya yang hampir sama dengan umat Islam yang aku temui. Hanya mereka yang benar..orang lain semua salah.
Semasa di Thailand, aku berpeluang mempelajari Bhuddism. Ramai Mat Saleh yang belajar Buddhism di Bangkok. Dan aku tak ada masalah dengan Buddhism. Hangpa nak kata aku murtad ka…kafir ka…kata lah. Buddhism banyak mengajar aku tentang nilai-nilai sejagat.Tak perlu menilai orang lain..yang penting nilai diri sendiri.
Semasa di Bangladesh, sekali lagi aku melihat perangai buruk orang-orang Islam. 98% penduduk Bangladesh beragama Islam, tetapi rasuah cukup tinggi. Penyelewengan bantuan asing kepada rakyat Bangladesh tiris ditengah jalan. Semuanya disonglap oleh penguasa-penguasa korup. Lebih teruk, rakyat Bangladesh dipisahkan oleh kasta. Jangan kata dalam Islam tak ada kasta. Aku sendiri merasa diperbodohkan dan dihina oleh rakyat Bangladesh yang menganggap mereka lebih bertamadun dan bertaraf yang lebih tinggi…kerana menyangkakan aku rakyat kelas bawahan Bangladesh. Tetapi bila mendapat tahu aku dari Malaysia…tiba-tiba mereka menyanjung aku. Pirrrah…orang Islam kebanyakannya hipokrit.
India banyak merubah hidup aku. Nasib baik aku tak jumpa Sai Baba…kalau tidak mungkin aku dah jadi pengikutnya. Calcutta adalah tempat untuk belajar tentang kehidupan. Rabindranath Tagore mampu menulis berpuluh buku dan puisi tentang kehidupan. Manusia belajar tentang kehidupan bukan dari kitab-kitab suci…tetapi dari pengalaman melihat dan merasai pelbagai jenis kehidupan.
Sesorang itu boleh menjadi dewa sekiranya menginap di Hindustan Hotel…dan boleh menjadi paria apabila berjalan dilorong-lorong yang penuh dengan kemiskinan. Calcutta mempunyai ciri-ciri syurga dan neraka yang sering di perkatakan dalam kuliah-kuliah ugama. Di Calcutta… kita merasa sendiri perjalanan Mikraj yang sering di ceramahkan setiap tahun.
Perjalanan aku lama terhenti di Kalighat, Calcutta. Di situ aku banyak belajar tentang nilai, tentang kehidupan, tentang penderitaan, tentang kasih sayang dan tentang erti kebenaran.
Tiada siapa yang berceramah kepada aku. Tiada siapa yang yang mempengaruhi aku dengan surah dan sirah. Dan tiada siapa yang memberikan label atau menjatuhkan hukum. Aku belajar dengan pengalaman. Aku melihat seorang manusia yang mengabdikan dirinya untuk kemanusiaan. Mother Theresa.
Ya…dia seorang Kristian. Dia seorang kafir. Dia seorang ahli neraka. Tetapi bagi aku, dia lah seorang yang banyak merubah pemikiran aku tentang hidup. Dan dia lebih layak tinggal di syurga dari kebanyakan kita yang mengaku Islam.
Hanya satu perkataan yang sering diperkatakan. Love.
Sayangi orang lain kalau kita mahu diri kita disayangi.Jikalau Mother Theresa boleh datang ke India dari Poland untuk menyebarkan kasih sayang…mengapakah diantara kita di Malaysia ini asyik bercakaran? Jikalau seorang Kristian dari Poland boleh menumpahkan kasih sayang kepada penganut Hindu di India…mengapakah umat Islam di Malaysia asyik bermusuhan sesama sendiri?
Umat Islam di Malaysia cukup cepat memberikan label dan menjatuhkan hukum kepada orang lain. Tetapi tidak belajar memberikan kemaafan kepada orang lain.
Apabila M3M membuat satu posting yang bertentangan dengan fakta, sepantas kilat turun dari langit hadis-hadis yang menghukum M3M sebagai fasik dan munafik. Tetapi apabila M3M meminta maaf, tidak ada penarikan balik hukum yang telah dijatuhkan. Seolah-olah, M3M terus fasik dan munafik diatas kesalahannya walaupun telah meminta maaf. Kita berlagak seperti penguatkuasa undang-undang Tuhan.
Tuhan itu amat pemurah dan amat mengasihani. Tetapi kita sendiri berlagak dengan sombong…tanpa perasaan ingin memaafkan sesama sendiri.
Semasa di Malaysia Today pada tahun 2004-2006, aku selalu bertekak dengan penyokong-penyokong Pas. Cukup seronok memaki hamun depa. Lagi depa maki aku…lagi seronok aku maki depa. Depa kurang ajar, aku lagi kurang ajar. Tetapi akhirnya aku tewas kepada seorang yang tidak pernah mengutuk aku. Tidak pernah memaki aku. Aku tewas kepada seorang tukang komen bernama Anti-Hypocrisy.
Aduka Taruna adalah satu fenomena. Mungkin dia juga datang dari spesis bangang. Tetapi dalam kebanyakan perkara…kita juga datang dari spesis bangang.Adakah kita mahu membiarkan dia terus menjadi bangang…dan kita juga jadi bangang? Ataupun kita lontarkan sedikit perasaan kasih sayang…dan memaafkan dia. Mungkin dengan sedikit perasaan kasih sayang yang tidak memerlukan modal…dapat mengubah kehidupannya.
Oftentimes have I heard you speak of one who commits a wrong as though he were not one of you, but a stranger unto you and an intruder upon your world.
But I say that even as the holy and the righteous cannot rise beyond the highest which is in each one of you,
So the wicked and the weak cannot fall lower than the lowest which is in you also.
And as a single leaf turns not yellow but with the silent knowledge of the whole tree,
So the wrong-doer cannot do wrong without the hidden will of you all.
Like a procession you walk together towards your god-self.
You are the way and the wayfarers.
And when one of you falls down he falls for those behind him, a caution against the stumbling stone.
Ay, and he falls for those ahead of him, who though faster and surer of foot, yet removed not the stumbling stone.
And this also, though the word lie heavy upon your hearts:
The murdered is not unaccountable for his own murder,
And the robbed is not blameless in being robbed.
The righteous is not innocent of the deeds of the wicked,
And the white-handed is not clean in the doings of the felon.
Yea, the guilty is oftentimes the victim of the injured,
And still more often the condemned is the burden bearer for the guiltless and unblamed.
You cannot separate the just from the unjust and the good from the wicked;
For they stand together before the face of the sun even as the black thread and the white are woven together.
And when the black thread breaks, the weaver shall look into the whole cloth, and he shall examine the loom also.
If any of you would bring to judgment the unfaithful wife,
Let him also weigh the heart of her husband in scales, and measure his soul with measurements.
And let him who would lash the offender look unto the spirit of the offended.
And if any of you would punish in the name of righteousness and lay the ax unto the evil tree, let him see to its roots;
And verily he will find the roots of the good and the bad, the fruitful and the fruitless, all entwined together in the silent heart of the earth.
And you judges who would be just,
What judgment pronounce you upon him who though honest in the flesh yet is a thief in spirit?
What penalty lay you upon him who slays in the flesh yet is himself slain in the spirit?
And how prosecute you him who in action is a deceiver and an oppressor,
Yet who also is aggrieved and outraged?
And how shall you punish those whose remorse is already greater than their misdeeds?
Is not remorse the justice which is administered by that very law which you would fain serve?
Yet you cannot lay remorse upon the innocent nor lift it from the heart of the guilty.
Unbidden shall it call in the night, that men may wake and gaze upon themselves.
And you who would understand justice, how shall you unless you look upon all deeds in the fullness of light?
Only then shall you know that the erect and the fallen are but one man standing in twilight between the night of his pigmy-self and the day of his god-self,
And that the corner-stone of the temple is not higher than the lowest stone in its foundation
.
Kahlil Gibran

Sabtu, 23 Januari 2010

Pendirian Panel Muzakarah Pakar Anjuran IKIM





Muzakarah Pakar "Terjemahan "God" Sebagai Allah : Mengenalpasti Punca Permasalahan dan Penyelesaiannya" yang dianjurkan oleh Institut Kefahaman Islam Malaysia (IKIM) pada 21 Januari 2010 di Dewan IKIM telah berjaya mengumpulkan pakar-pakar ilmuwan Islam dan para pemimpin parti politik.

Tujuh orang pembincang yang terlibat iaitu:
i. Y.Bhg Prof. Madya Dr. Kamar Oniah Kamaruzzaman, Jabatan Usuluddin dan Perbandingan Agama, Universiti Islam Antarabangsa Malaysia (UIAM)
ii. YB. Dato' Dr. Abdullah Md. Zin Penasihat Agama kepada YAB Perdana Menteri
iii. YB. Datuk Seri Haji Hadi Awang, Presiden PAS
iv. Dr. Mohd Nur Manuty, Ahli Majlis Pimpinan Pusat, Parti Keadilan Rakyat (PKR)
v. Dr. Mohd Asri Zainul Abidin, mantan Mufti Negeri Perlis
vi. Dr. Mohd Sani Badron, Pengarah, Pusat Kajian Ekonomi dan Kemasyarakatan IKIM
vii. En. Md. Asham Ahmad, Felo Pusat Kajian Syariah, Undang-undang dan Politik IKIM

Seramai tujuh puluh peserta telah hadir, terdiri daripada wakil Jabatan Peguam Negara, Majlis Agama Islam Negeri, Jabatan Agama Islam Negeri, Jabatan Mufti Negeri, ahli-ahli akademik dari Institusi Pengajian Tinggi, badan-badan dakwah dan NGO Islam.

Kami telah dijemput sebagai mewakili parti masing-masing dan individu dalam Muzakarah Pakar anjuran Institut Kefahaman Islam (IKIM) pada 21 Januari 2010. Laporan beberapa akhbar harian pada 22 Januari 2010 telah menyatakan sebagai berikut :

“Muzakarah Pakar anjuran Institut Kefahaman Islam Malaysia (IKIM) hari ini mengambil kata sepakat penggunaan kalimah Allah sebagai terjemahan atau ganti nama kepada ‘God’ tidak tepat.

Pengerusi IKIM, Tun Abdullah Ahmad Badawi menegaskan, penggunaan kalimah Allah oleh bukan Islam juga menyalahi hakikat sebenar kerana ia bercanggah dengan konsep Tuhan yang dianjur oleh agama Islam atas dasar setempat di Malaysia”.

Apa yang tidak dinyatakan di dalam laporan berkenaan ialah pendirian konsisten kami bahawa:

1. Penggunaan kalimah nama ”Allah” untuk tujuan amalan agama sesama penganut agama Kristian dan Yahudi adalah dibenarkan oleh Islam, dengan bersumberkan dalil Al Quran dan As Sunnah serta pandangan ulama muktabar.


2. Demi menjaga keharmonian dan kesejahteraan negara, polemik ini hendaklah diselesaikan dengan menyuburkan budaya dialog antara agama secara matang dan bijaksana.

3. Berasaskan semangat musyawarah dan saling memahami dalam konteks masyarakat Malaysia, maka suasana dan keadaan setempat perlu diambil kira dalam menentukan penggunaan kalimah “Allah” itu. Penggunaan kalimah “Allah” secara tidak bertanggungjawab mestilah dielakkan supaya ianya tidak menjadi isu yang boleh menjejaskan keharmonian kaum dan agama dalam negara ini. Oleh itu, satu garispanduan penggunaannya perlulah diwujudkan.

Kami juga ingin menyatakan bahawa sebagaimana yang telah dipersetujui oleh pihak penganjur dan para panel muzakarah, dan berdasarkan kepada tradisi keilmuan dan semangat perbezaan pandangan, maka tiada sebarang ketetapan rasmi telah dikeluarkan diakhir sesi muzakarah berkenaan.

Pendirian muzakarah pakar ini tidak bercanggah dengan kenyataan rasmi PAS:
http://pas.org.my/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=2603:kenyataan-rasmi-presiden-pas-mengenai-isu-kalimah-allah-&catid=20:kenyataan-rasmi&Itemid=99

tetapi bercanggah dengan gambar d bawah:

Isnin, 11 Januari 2010

SOLAT JUMAAT YANG PERTAMA


Masjid Quba' ( Masjid Pertama)


Khutbah pertama ni berlaku semasa perjalanan hijrah Nabi Muhammad saw dari kota Mekah ke Madinnah..dan sejarah telah mencatatkan bahwa Nabi Muhammad saw juga telah melakukan solat Jumaat untuk pertama kali dalam sejarah Islam di sebuah perkampungan Bani Salim bin Auf, kawasan perkampungan dekat dengan kota Madinah. Inilah perlaksanaan salat Jumaat yg pertama kali dalam sejarah Islam, dilakukan Rasulullah di dalam perjalanan hijrah dari Quba menuju Madinah. Sebelumnya Nabi singgah di perkampungan Quba, dan mendirikan sebuah masjid di sana..sehingga masjid tersebut dinamakan dengan Masjid Quba. Setelah 4 hari berada di Quba, dan setelah selesai pembinaan masjid Quba tersebut, maka Rasulullah melanjutkan perjalanan hijrah berangkat menuju ke Madinah. Nabi berangkat dari Quba di pagi hari Jumaat dan pada saat telah masuk waktu salat Jumaat, turunlah perintah salat Jumaat kepada baginda. Oleh sebab itu Nabi Muhammad saw segera melaksanakan salat Jumaat yang pertama kali di kampung tersebut walaupun Nabi dalam musafir, perjalanan hijrah menuju ke Madinah. Dalam salat Jumaat yg pertama ini, Rasul telah membacakan khutbah Jumaat yang pertama, menyampaikan pesan2 moral yang sangat penting dalam menghadapi kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.

Setelah memuji kebesaran Allah Ta'ala di awal khutbah maka Nabi Muhammad saw berpesan:

"Wahai tuan-tuan sekalian...persiapkanlah segala sesuatu agar kalian selamat. Demi Allah, ketahuilah bahwa setiap daripada kamu akan meninggalkan dunia ini dan akan meninggalkan kambing-kambingnya yang tidak mempunyai pengembala. Nanti di hari akhirat, ingatlah bahwa Tuhan Pencipa alam akan berkata kepadanya: "Bukankah telah datang kepadamu RasulKu yang telah menyampaikan perintah-perintahKu kepada kamu semua? Bukankah Aku telah memberikan kepadamu harta kekayaan dan bukankah kamu telah Kulebihkan (diberi nikmat yang lebih dari cukup). Maka apakah yang engkau dahulukan (persiapkan) untuk dirimu sendiri..?"

Maka orang tersebut (orang yang ditanya pada hari akhirat itu nanti) melihat ke kanan dan ke kiri, tetapi tidak ada yang terlihat olehnya sesuatu apapun, dan dilihatnya ke depan, maka yang nampak baginya adalah neraka jahanam. Oleh sebab itu barangsiapa yang dapat menahan mukanya dari api neraka walaupun dengan sebuah biji kurma, maka hendaklah diperbuatnya. Dan barang siapa yang tidak mempunyai buah kurma untuk melindungi dirinya dari api neraka tersebut maka hendaklah dia mempergunakan perkataan yang baik, sebab kebaikan itu akan dibalas Allah dengan pahala sampai tujuh ratus kali ganda. Dan tuan-tuan akan selamat dengan rahmat Allah dan keberkatan daripadaNya."


Itulah khutbah pertama yang dibacakan Nabi Muhammad saw pada salat Jumaat pertama. Kita dapat lihat bagaimana isi khutbah tersebut yang benar2 merupakan hal yg sangat penting. Rasul memperingatkan umatnya agar menyedari bahwa nanti di akhirat ada hari di mana setiap manusia akan ditanya oleh Allah akan segala nikmat yg telah diberikan. Apakah nikmat harta, nikmat kekayaan, sampai makanan yang diberikan kepada kita telah kita pergunakan sesuai dengan petunjukNya ataupun tidak. Tugas manusia adalah memakai nikmat Allah sesuai dengan keperluan, kemudian selebihnya nikmat tersebut harus dapat dipakai untuk membantu dan menolong orang lain, sehingga dengan pertolongan tersebut kita terhindar dari api neraka. Itulah makna 'tahanlah mukamu dari api neraka walau dengan sebuah biji kurma.'

Jika seandainya tidak ada nikmat dan harta kekayaan yg dapat dipakai untuk menolong orang lain, maka engkau juga harus dapat menahan dirimu dari api neraka dengan melakukan perbuatan yang baik, berkata2 yang baik, berlemah lembut, kepada orang lain. Sebab perkataan yang baik, akhlak yg baik kepada sesama manusia juga akan mendapat ganjaran pahala yg berlipat ganda sehingga dapat menahan diri dari api neraka. "Mempergunakan perkataan yang baik" adalah simbol daripada berakhlak yg mulia kepada sesama manusia. Mempunyai akhlak yg baik, dan membantu manusia yg lain adalah juga merupakan cara untuk terhindar dari api neraka jahanam. Inilah inti dari khutbah yang pertama.

Setelah itu nabi duduk sebentar dan kemudian berdiri kembali membacakan khutbah yang kedua.